Panen Tahun ini Para Petani Mengeluhkan Rendahnya Harga Gabah

3 Juli 2022

Red. Slamet Ridwanto

   
Ilustrasi: petani menjual hasil panennya kepada pengepul di Kelurahan Karangwuni, Weru, Sukoharjo (14/07/2022) (orbitnews/Ridwan)


SukoharjoORBITNews.com - Beberapa minggu ini, massa panen padi Kelurahan Karangwuni, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo sudah mencapai puncak. Meskipun masa panen sudah mencapai puncaknya, harga gabah tergolong rendah dan para petani mengeluhkan hal tersebut karena merasa dirugikan.

Menurut salah satu petani yaitu Supardi, bahwa rata-rata petani Kelurahan Karangwuni sudah menjadwalkan pemanenan padi, yang akan dimulai bulan Juli, pada minggu pertama.

"Masalah harga gabah yang rendah, sudah menjadi hal yang sering dialami pada pemanenan beberapa tahun ini. Saya sering berdiskusi dengan petani lain untuk mencari solusi dari masalah ini, namun menurut mereka proses panen serentak membuat kuantitas gabah melebihi permintaan konsumen atau pengepul yang membuat turunnya harga gabah. Berdiskusi seperti ini sudah menjadi kebiasaan kami saat musim panen tiba,” ujar Supardi pada Minggu, (03/07/2022).

Harga gabah di Kelurahan Karagwuni berkisar Rp.4.258 setiap kilogramnya, Harga jual gabah sangat rendah untuk petani bisa merasakan keuntungan, yang rata-rata petani mengabiskan uang 7 jutaan dari mulai sampai panen padi, sedangkan dari seluruh hasil panen hanya menghasilkan uang sekitar 10 jutaan saja, hasil tersebut bukanlah suatu keuntungan bagi petani, karena sama saja dengan menunggu selama 3 bulan untuk mendapat uang 3 juta.

Salah satu petani yang mengeluhkan rendahnya harga gabah adalah Pardi, warga Kelurahan Karagwuni RT 03, RW 04 , Weru, Sukoharjo. Saat diwawancarai, ia berkata bahwa, “harga jual gabah yang rendah ini sangat merugikan para petani, karena tidak dapat menutupi biaya pengurusan seperti biaya pupuk dan tenaga kerja, ditambah disaat harga gabah yang sedang anjlok, harga pupuk kimia dan obat lainya malah mengalami kenaikan harga.” Minggu, (3/7/2022).

“Petani hanyalah rakyat kecil, rutinitasnya hanya ke sawah menjaga padi, dengan harapan ketika saat panen tiba, hasilnya dapat mencukupi kebutuhan hidup dan menambal biaya yang sudah di keluarkan selama tiga bulan mengurus padi tersebut, namun saat panen tiba, harganya malah turun dan hal tersebut sangatlah mengecewakan." ujar Pardi pada Minggu, (03/07/2022).

Petani Kecamatan Karangwuni berharap kepada Pemerintah dan dinas terkait untuk menangani kejadian ini, “Saya berharap Pemerintah dapat memperhatikan nasib para petani, sebagai rakyat kecil, mereka hanya menginginkan pupuk murah dan mudah didapatkan serta harga jual gabah yang tidak naik turun, sehingga pendapatan dari hasil panen dapat memenuhi kebutuhan kami,” Ucap Pardi, Minggu. (3/7/2022).

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jelang Imlek 2023 Di Solo,Ribuan Lampion Hiasi Kawasan Pasar Gede

Para Buruh Tani yang Terancam Pekerjaanya, Karena Mesin Pemanen Padi

truk box tabrak talang air di atas jalan yang melintang di Karanganyar